Menurut pantauan JawaPos.com, Sabtu (19/5), sejumlah petugas dari banser NU, satpol PP, Linmas dan polisi melakukan siaga pengaman. Penjagaan lebih terkonsentrasi di gereja Katolik. Sebab, sesuai dengan adat keagamaan, Katolik menggelar ibadah misa pada Sabtu dan Minggu.
Ketua Koordinator Keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela Ping Teja mengatakan, pihaknya mengerahkan sekitar 20 jemaat yang bertugas sebagai panitia misa. Mereka, menyambut tamu undangan dan menjaga area dalam gereja.
Suasana ibadah misa di Gereja Santa Maria Tak Bercela (Aryo Mahendro/JawaPos.com)
"Ada juga sejumlah relawan dan komunitas lintas agama yang membantu menjaga dan menyambut tamu jemaat," kata Ping ditemui JawaPos.com di gereja Santa Maria Tak Bercela, Sabtu (19/5).
Ping mengatakan tidak ada pengamanan khusus pada ibadah misa kali ini. Karena, pihak kepolisian sudah melakukan penjagaan ketat usai ledakan bom. Jemaat yang hadir juga tidak terbatas hanya dari keluarga korban.
"Kami ingin menunjukkan bahwa di gereja ini, tidak ada apa-apa (aman)," kata Ping.
Pemandangan berbeda tampak di sejumlah gereja Kristen Protestan. Tidak terlihat penjagaan yang berarti di sekitar gedung gereja. Semua gereja tutup.
Ketua Majelis Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro Daniel T Hage mengatakan, pihaknya tidak menggelar ibadah pada Sabtu. GKI hanya menggelar ibadah pada Minggu sebanyak empat kali. "Hanya ada kegiatan latihan paduan suara saja," kata Daniel.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, pihaknya menyerahkan pengamanan petugas gabungan dan swadaya masyarakat. Pengamanan dan penjagaan khusus baru akan digelar pada Minggu (20/5).
"Besok saja (paparan rencana pengamanannya). Sekarang biar arek-arek Suroboyo yang angkat senjata mengamankan (gereja)," kata Rudi.
(HDR/JPC)
0 Response to "Meski Sudah Normal, Penjagaan Gereja Tetap Ketat"
Posting Komentar