
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonessia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno mengatakan, semestinya penantanglah yang mengumumkan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) terlebih dahulu. Hal ini juga banyak dijumpai di berbagai pertandingan atau kompetisi, yaitu juara bertahan mendapatkan keistimewaan.
"Kalau dalam permainan catur juara bertahan bisa memilih bidak putih atau bidak hitam. Di pertandingan sepak bola juga, juara bertahan tidak ikut kualifikasi. Jadi, artinya challenger ini yang menentukan paslonnya dulu," ujar Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (18/5).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Hendra Eka/Jawa Pos)
Anggota Komii XI DPR ini malah curiga, usulan partai besutan Prabowo Subianto itu tak lain hanyalah strategi untuk mempreteli koalisi pendukung Jokowi yang sudah terbangun.
Misalnya ada partai koalisi yang tidak menerima cawapresnya Jokowi, langsung mudur. Partai itu langsung diajak Partai Gerindra untuk bergabung mendukung jagoan mereka.
"Jadi, itu harapan yang semu ya," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa mengatakan, pihaknya tidak ingin Prabowo Subianto mengumumkan cawapresnya terlebih dahulu. Harusnya, kata dia, Jokowi dahulu yang mengumumkan sosok pendampingnya.
"Masa kami duluan mendeklarasikan, sementara Paka Jokowi belum," ujar Desmond di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/5).
Wakil Ketua Komisi III DPR ini juga menyampaikan, sejak awal Prabowo Subianto berencana akan mengumumkan cawapresnya setelah deklarasi dari pihak petahana. Oleh sebab itu, dia berharap, Jokowi bisa segera mengumumkan pendampingnya.
(gwn/JPC)
0 Response to "PDIP Tak Ingin Didikte Gerindra soal Deklarasi Cawapres Jokowi"
Posting Komentar