
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengaku menguatnya dolar terhadap mata uang di negara-negara emerjing market berdampak bagi Pertamina. Akan tetapi, Pertamina sudah lebih dulu melakukan antisipasi dengan cara hedging.
“Kita lakukan hedging, untuk menjaga itu, kita ada kebijakan untuk hedging,” kata Nicke ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/5).
Diakui Nicke, setiap tahun perusahaan sudah mengalokasikan hedging baik untuk menjaga kurs maupun melakukan saat transaksi impor. Namun, Nicke tak dapat menyebutkan berapa alokasi yang digelontorkan Pertamina untuk melakukan hedging.
Hedging atau lindung nilai adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang investor seperti Pertamina untuk mengurangi atau menghilangkan suatu sumber resiko ketika dolar perkasa terhadap Rupiah. Dengan melakukan lindung nilai, Pertamina bisa mengurangi resiko valas yang dilakukan sebagai transaksi impor.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menunjukkan Rupiah pada perdagangan Rabu (9/5) berada di kurs tengah Rp 14.074 atau terdepresiasi 38 poin dari perdagangan sebelumnya Rp 14.036. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.144 (kurs jual) dan Rp 14.004 (kurs beli).
(uji/JPC)
0 Response to "Tenang! Pertamina Sudah Antisipasi Rupiah Loyo Lewat Lindung Nilai"
Posting Komentar