JawaPos.com - Suatu keinginan pasti dapat dicapai jika yang menjalaninya memiliki niat kuat. Bahkan jika target tersebut terlihat mustahil. Hal tersebut dibuktikan oleh atlet trampolin, Yudha Tri Aditya. Melalui kerja keras dan niat yang kuat, Yudha akhirnya dapat mewakili Indonesia di Asian Games 2018.
Yudha sendiri terlahir bukan dari keluarga mampu. Anak ketiga dari empat bersaudara itu bahkan harus bekerja sebagai badut di Taman Bermain di kota Bandung untuk ikut menafkahi keluarganya.
Ketertarikannya dalam dunia olahraga trampolin dimulai ketika di taman bermain tempat dia bekerja terdapat fasilitas trampolin. Berbekal dari situ, dia mulai belajar teknik-teknik dasar melalui YouTube.
Seiring berjalannya waktu, Yudha pun kian jatuh cinta dengan olahraga tersebut. Dengan modal nekad, Yudha rela mengeluarkan uang Rp 300 ribu untuk datang ke Jakarta mengikuti perlombaan di Houbii Adventure Park, Pondok Indah.
Pengorbanannya membawa hasil. Dia dapat meraih satu medali emas dan satu medali perak. Tidak hanya sampai disitu saja, dia juga mendapat panggilan untuk mengikuti pelatnas Asian Games 2018.
Namun, atmosfer kegembiraan ini tidak terus berjalan mendampinginya. Terdapat rintangan yang harus dilewati, salah satunya dari lingkungan kerjanya. Saat itu dia harus memutuskan untuk menjadi atlet atau berhenti bekerja.
"Waktu itu saya tidak diizinkan oleh manajer (untuk jadi atlet, Red). Dia juga bilang Asian Games 2018 kan cuma sebentar. Sementara kalau kerja dapat uang regular setiap bulan. Asian Games 2018 itu kan gak penting," ujar Yudha menirukan omongan manajernya yang kala itu marah dengannya.
Meski kesal, keinginannya untuk menjadi atlet sudah sangat menggebu-gebu. Yudha akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya.
Yudha menceritakan, tekadnya menjadi atlet juga semakin kuat setelah mengingat momen masa kecil bersama almarhum ayahnya.
"Dulu tahun 1993 ketika masih kecil saya digendong bapak saya melihat pembukaan olahraga gitu. Kemudian bapak bilang, kapan yah kamu bisa jadi seperti mereka (atlet, Red) untuk bisa mewakili negara. Hingga akhirnya saat pembukaan Asian Games kemarin saya merasakan mimpi itu dapat terjadi walau bapak tidak ada," sambungnya sembari mengusapkan air matanya.
Meski gagal meraih medali karena langsung kalah di babak kualifikasi, Yudha tidak berkecil hati. Walau belum jadi juara, setidaknya ia sudah berjuang membela nama negara dan menjadi bagian dari sejarah panjang olahraga Indonesia di kancah dunia.
(mat/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/08/31/239659/mantan-badut-yang-banting-setir-jadi-atlet
0 Response to "Mantan Badut yang Banting Setir Jadi Atlet"
Posting Komentar