JawaPos.com - Puluhan putra kiai atau gus yang tergabung dalam Asparagus di wilayah eks Keresidenan Madiun menggelar silaturrahim kebangsaan. Acara bertempat di Pendopo Dhalem Agung Kyai Ageng Mohammad Besari Tegalsari, Ponorogo, Kamis (16/8) malam.
Silaturrahim kebangsaan turut menggandeng Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim) serta Forum Santri Nasional (Forsana). Tema yang diusung adalah Menepis Faktor Kesejahteraan Dalam Radikalisme Dengan Sosialisasi Ketahanan Pangan Oleh Para Santri.
Beberapa gus yang hadir antara lain Gus Sahrul Munir (PP Hudatul Muna Jenes), Gus Saifuddin Rofii (PP Darul Huda Mayak), Gus Nabil dan Gus Reza (PP Darul Hikam Joresan), Gus Nur Ihwan (PP Al Ittihad Kepuh Beluk), serta Gus Rouf (PP Attohiriyah Selopuro).
Tegalsari yang masuk wilayah Kecamatan Jetis, dipilih jadi lokasi karena terdapat histori dan peran besar terhadap wawasan kebangsaan. Di sana terdapat pesantren Gebang Tinatar yang merupakan pondok pertama dan tertua di Indonesia.
Pengasuh Ponpes Darul Hikam Joresan Gus Nabiel Hasbullah mengatakan, peranan umat Islam terutama dari ponpes sangat besar dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran besar ponpes untuk penguatan pondasi berbangsa dan bernegara sudah terbangun jauh sebelum proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
"Peran besar Tegalsari dengan Ponpes Gebang Tinatarnya sangat penting dalam lintasan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Di perdikan inilah rasa nasionalisme dan patriotisme yang dibalut pendidikan keagaman Islam disemaikan secara masif sejak 1600-an. Khususnya dalam melawan penjajahan Belanda kala itu," papar Gus Nabiel.
Peran besar Tegalsari semakin menguat usai Sri Sunan Pakubuwono II menjadi santri di ponpes tersebut. Para santri kemudian menjadi motor berdirinya sejumlah ponpes besar bersejarah lainnya. Seperti Ponpes Termas Pacitan, Ponpes Sewulan Madiun, Ponpes Darussalam Gontor Ponorogo, Ponpes Lirboyo, Ponpes Ploso dan beberapa pondok lainnya.
"Sejumlah keturunan Kiai Ageng Moh Besari telah menyebar dan menjadi perintis pendirian ponpes besar di beberapa wilayah di Jawa. Khususnya Jatim. Bahkan raja-raja Selangor dan Johor Malaysia masih ada darah keturunan dari salah satu putra Kiai Ageng Moh Besari. Yaitu, Zainal Abidin," tambahnya.
Tantangan pesantren dan santri dalam mengatasi problem bangsa Indonesia saat ini memang sangat dinantikan. Sumbangsih ponpes dan santri sangat ditunggu untuk menjawab problem besar. Seperti radikalisme, globalisasi, krisis pangan, hingga memudarnya identitas bangsa.
"Salah satu antisipasi itu adalah dengan kembali mengusung spirit perjuangan Kiai Kasan Besari di masa lalu dengan membekali santrinya dengan wawasan kebangsaan," jelasnya.
Gus Nabil menegaskan, para santri wajib menjaga keutuhan NKRI untuk menjawab tantangan global. Termasuk dalam mengambil peran sebagai insan nasionalis yang tidak mengabaikan Islam sebagai agamanya.
(did/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/08/17/236581/puluhan-gus-gelar-silaturrahim-kebangsaan-di-ponorogo
0 Response to "Puluhan Gus Gelar Silaturrahim Kebangsaan di Ponorogo"
Posting Komentar