
Seperti diungkapkan Nadya Karina, creative director label 'KAMI', saat ini tren busana muslim sulit untuk ditebak karena setiap waktu terus berubah-ubah. Namun, setiap daerah memiliki keunikan sendiri. Menurutnya, style baju apapun tetap menarik jika digunakan dengan kombinasi yang tepat.
"Kalo untuk sekarang tren busana muslim cenderung berganti, kaya misalkan Bandung sama Jakarta aja udah beda. Ada yang seneng model simple tanpa layering, namun masih banyak juga yang tampil dengan mix and match layering. Jadi yang penting cara padu padan harus tepat dengan karakter aja," ungkapnya saat ditemui usai fashion show di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (17/5).
Secara garis besar, menurutnya saat ini para perempuan lebih menyukai gaya layering. Seperti penggunaan setelan dress panjang dengan outer seperti blezzer maupun bolero. Atau atasan kemeja dengan celana cullote. Untuk perempuan yang tidak ingin tampil terlalu ketat bisa menggunakan inner atau dalaman longgar dengan outer lengan pendek yang lebih flawy. Dikombinasikan dengan celana model beggy agar tetap bergaya.
Jika melihat tren di Indonesia, saat ini para hijabers lebih berani bereksperimen dengan layering tabrak motif dan warna. Tren warna yang saat ini muncul cenderung ke arah bold atau warna gelap seperti maroon, burgundy, ungu, hijau, hingga kuning. Sedangkan untuk motif cenderung yang abstrak, terutama pada scarf dan kerudung.
"Kalo untuk bahan sebaiknya menggunakan yang lebih flawy, karena selain nyaman dan ringan dipake juga memberikan efek yang lebih fleksibel. Selain warna bold yang tahun ini paling laris, namun warna soft dan pastel masih menjadi pilihan yang aman," tutupnya.
(fid/JPC)
0 Response to "Model Layering Hingga Tabrak Motif jadi Tren Modest Wear Ramadan"
Posting Komentar