
"Kejadian menyedihkan ini pertanda bahwa radikalisme yang biadab ini masih ada di Indonesia. Padahal perilaku sadis atas dalih apapun sangat merusak hubungan kemanusiaan dan keluar dari perilaku bangsa Indonesia yang beradab," tegas Ketua FRI Prof Dwia Aries Tina Palubuhu dalam siaran pers pernyataan siap aksi teror, Senin (14/5).
Poin penting dalam pernyataan ini adalah FRI mengecam dan mengutuk keras segala tindakan kebiadaban, kekerasan, radikalisme, dan terorisme. Apapun motif dan tujuan yang mendasarinya.
"Agama apapun tidak mengajarkan perilaku sadisme, teror, menyebar kebencian, dan kekerasan. Semua agama di muka bumi ini cinta akan perdamaian dan keselamatan untuk seluruh umat manusia, bahkan alam," jelasnya.
FRI mendorong penuh agar aparat keamanan bertindak tegas tanpa pandang bulu. Terutama dalam mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya perilaku biadab itu secara komprehensif, cepat dan tuntas.
"Stop gerakan radikalisme secara intensif dari pelbagai pihak. FRI siap untuk bekerja sama dengan semua pihak yang menginginkan perdamaian, ketenangan, dan keselamatan NKRI," tegas Dwia.
FRI juga meminta semua pemuka agama, tokoh masyarakat dan pimpinan kampus untuk selalu menabur benih dan mengajarkan kebaikan, perdamaian, serta toleransi. Menjauhi perilaku biadad, keras, dan benci karena adanya perbedaan.
"Ingat, perbedaan adalah rahmat. Ingat, Indonesia mempunyai ideologi Pancasila yang baik untuk hubungan dengan Tuhan secara vertikal dan hubungan dengan sasama manusia secara horizontal. Ingat, bahwa semua manusia adalah bersaudara," lanjut Dwia.
FRI bahkan menyerukan warga perguruan tinggi selalu mendahulukan kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian tetap bersatu dalam perdamaian, saling menolong untuk kebaikan, keselamatan, keamanan, kemaslahatan, dan ketenteraman hidup sebagai anggota civitas akademika dan warga negara yang baik. "Warga kampus harus menjadi teladan dalam kehidupan politik, sosial, budaya dalam koridor NKRI," serunya.
Terakhir, FRI menyampaikan turut berbela sungkawa yang sangat mendalam kepada keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. "Semoga keluarga, kerabat, dan kita semua diberi-Nya ketabahan dan kesabaran dalam menerima cobaan berat ini," pungkas rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.
(rul/JPC)
0 Response to "FRI: Radikalisme Biadab Masih Ada di Indonesia"
Posting Komentar