
JawaPos.com - Bunda seringkali panik menghadapi keluhan buah hati yang rewel saat terkena alergi. Dalam momentum Pekan Alergi Sedunia (World Allergy Week) pada akhir April lalu, masalah kulit pada buah hati berupa Dermatitis Atopik atau Eksim adalah fokus utamanya.
Dermatitis Atopik merupakan penyakit radang kulit yang tidak menular dan bisa kambuh secara berkala, tapi juga bisa mencapai titik kronis. Umumnya, episode pertama terjadi sebelum Si Kecil berusia 1 tahun, yang selanjutnya bisa hilang dan timbul kembali.
Prevalensi jenis kulit Dermatitis Atopik pada anak diperkirakan mencapai 10-20 persen, sementara pada orang dewasa sekitar 1-3 persen. Pada dasarnya, alergi anak dapat diatasi dan bunda bisa mencegah timbulnya penyakit akibat mewarisi bakat alergi dari orang tuanya.
Maka label susu, Morinaga fokus memberikan edukasi mengenai alergi mulai dari pemahaman, pencegahan dan solusinya, agar Si Kecil yang menderita alergi, bisa tetap tumbuh secara optimal. Jika alergi tidak dipahami dan dicegah, maka tumbuh kembang Si Kecil akan terhambat karena kegiatan belajar, bermain serta aktifitas stimulasinya terganggu.
"Tahun ini Morinaga kembali mengadakan program Parenting Seminar skala nasional sebagai program edukasi tahunan untuk meningkatkan pemahaman bunda akan alergi dan penyakit lainnya yang terkait dalam rangka World Allergy Week 2018,” jelas Senior Brand Manager Kalbe Nutritionals, Dewi Angraeni dalam keterangan tertulis, Selasa (29/5).
Guru Besar Bagian Anak Alergi dan Immunologi dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM)/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir,Sp.A(K),
menjelaskan jika alergi tidak diatasi, maka penyakit seperti Dermatitis Atopik hanyalah gejala awal alergi. Kondisinya bisa memburuk yang di kemudian hari bisa muncul penyakit alergi lain. Di antaranya seperti asma dan rhinitis alergi.
Ada sejumlah fakta seputar alergi atau radang kulit dermatitis atopik pada buah hati yang wajib diketahui. Di antaranya,
1. Bisa Dicegah
Walaupun Dermatitis Atopik ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah. Antara lain dengan mengindentifikasi pemicu dan menghindarinya serta menerapkan perawatan untuk menjaga kelembaban kulit dengan produk hipoalergenik yang tidak mengandung parfum.
2. Penyebab Eksternal Dermatitis Atopik
Penyebabnya masih belum dapat seluruhnya dikenali dengan pasti. Namun 50 persen penyebabnya berasal dari faktor eksternal seperti kondisi lingkungan sekitar yang terlalu kering, bahan pencetus iritasi kulit seperti jenis sabun atau deterjen tertentu, debu, rumput serta serbuk dari tumbuhan berbunga (pollen).
3. Penyebab dari Makanan
Sebanyak 50 persen penyebab alergi lainnya dicetuskan oleh makanan. Ada 8 makanan utama yang dianggap bisa mencetus alergi atau yang umumnya dikenal sebagai The Big 8, yaitu, susu, telur, ikan , jenis makanan laut tertentu seperti udang misalnya, gandum, kacang tanah, kacang kedelai serta kacang pohon seperti, walnut, almond, hazelnut, cashew dan pistachio.
4. Dampak Protein Susu Sapi
Susu atau alergen protein susu sapi, menjadi salah satu pencetus paling umum di dunia dengan angka kejadian yang mencapai 2 hingga 7,5 persen yang mana 0,5 persen terjadi pada Si Kecil yang masih mendapatkan ASI eksklusif.
5. Cara Mencegahnya
Salah satu pencegahan alergi terhadap makanan bisa dilakukan dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan sedini mungkin. Yaitu dengan memberikan ASI secara eksklusif, atau jika bunda tidak dapat memberikan ASI, anak dapat diberikan susu yang telah diformulasikan secara khusus seperti susu dengan protein terhidrolisat parsial.
(ika/JPC)
https://www.jawapos.com/read/2018/05/29/216192/pekan-alergi-sedunia-kenali-5-fakta-eksim-pada-buah-hati
0 Response to "Pekan Alergi Sedunia, Kenali 5 Fakta Eksim pada Buah Hati"
Posting Komentar