
Melihat perilaku orang tua tersebut, Pendidik dan Praktisi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB tentunya sangat menyayangkan dan tak patut dilakukan.
Menurut Ari, orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Salah satunya menjadi teman terbaik bagi sang anak dalam keadaan apapun termasuk jika ada masalah.
"Tetapi dalam melaksanakan peran sebagai teman tersebut kadang-kadang orang tua terlalu berlebihan. Mereka terlalu membela anak-anaknya atas kesalahan yang dilakukan anak-anaknya," katanya dalam keterangan tertulis kepada JawaPos.com, Kamis (22/3).
Padahal, sikap pembelaan tersebut bisa merugikan anak. Pasalnya, anak-anak selalu merasa apa yang dilakukannya benar. Padahal, sang anak memang harus dilatih untuk siap bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya. Sehingga, jiwa sportif terus muncul di antara anak-anak tersebut.
"Orang tua sebaiknya tidak membela anak-anaknya ketika mereka salah dan jangan menyalahkan orang lain ketika anak-anak kita salah. Karena sejatinya hal ini membuat anak-anak kita tidak pernah belajar atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Ayo menjadi teman terbaik buat anak-anak kita, tetapi tidak menjadi pembela buat anak-anak kita yang tidak pada tempatnya," ujarnya.
Untuk mendidik sikap tanggung jawab anak pun diperlukan kekompakan orang tua. Dalam arti, tujuan yang baik dilakukan dengan cara-cara yang tidak tepat bisa menjadi kontra produktif.
"Anak-anak memang harus dilatih untuk siap bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya. Orang tua, ayah dan ibu harus kompak atas keputusan atas anak-anaknya. Tidak boleh ada keputusan yang bertolak belakang di antara sesama orang tua yang akan membingungkan anak," tegas Ari.
(ika/JPC)
0 Response to "Benarkah Membela Kesalahan Anak? Simak Penjelasan Dari Ahlinya"
Posting Komentar