Korban dan tersangka tinggal di kawasan Kedurus, Surabaya. Usai menghabisi suaminya, DAI sempat melapor ke polisi. Dia mengarang cerita bahwa sang suami tewas bunuh diri.
"Merespons laporan, kami langsung menuju lokasi dan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara)," kata Kapolsek Karangpilang Kompol Noerijanto kepada wartawan di Polsek Karang Pilang, Sabtu (31/3).
Posisi korban saat tewas. (Aryo Mahendro/JawaPos.com)
Hasil olah TKP, polisi mendapati sejumlah kejanggalan. Antara lain posisi dan kondisi korban saat tewas. Korban tewas dalam keadaan duduk dengan tali yang menjerat di leher. Mulut dan kaki korban juga terikat dengan lakban coklat.
Melihat lokasi dan kondisi korban saat tewas, polisi pun menduga ada unsur kesengajaan. Maksudnya, korban tewas karena dibunuh. "Tersangka merekayasa seolah-olah korban tewas karena bunuh diri. Tapi ada dua luka benda tumpul di kepala," ungkap Noerijanto.
Selain melakukan olah TKP, polisi juga menanyai sejumlah saksi. Termasuk tersangka. Keterangan awal dari tersangka, suaminya tewas diduga karena terjerat utang sebesar Rp 15 juta. Keterangan tersebut dicatat, tapi polisi tak begitu saja percaya.
Polisi lalu kembali melakukan penyelidikan. Anggota Satreskrim Polsek Karang Pilang menemui titik terang saat menemukan dua buku harian milik korban dan tersangka.
Noerijanto tidak menyebutkan detail isinya. Yang jelas, buku harian tersebut memuat semua keluh kesah tersangka dan korban. Kedua buku tersebut pun dicocokkan.
Polisi juga mencari sisa lakban yang mengikat mulut dan tangan korban. "Penemuan itu semakin menguatkan dugaan bahwa pelakunya tak lain adalah istri korban sendiri," ulas Noerijanto.
Tak butuh waktu lama, polisi akhirnya bisa membuktikan bahwa DAI ada pembunuh suaminya. Tersangka mengaku tega membunuh suaminya dengan memukul kepala korban dengan palu sebanyak dua kali. Lalu, tersangka mengatur posisi tewasnya korban hanya untuk alibi saja.
Namun, tersangka mengaku awalnya tidak berniat membunuh korban. Dia merasa sakit hati karena dua kali memergoki korban sedang selingkuh. Sakit hati tersangka diawali dengan adu mulut.
"Sementara ini, motif tersangka karena sakit hati. Kemudian apakah ada orang yang lain yang membantu menghabisi korban, itu yang masih kami selidiki lebih lanjut," tutur Noerijanto.
Sementara itu, ayah korban, Slamet Sari, 52, mengaku tidak tahu soal perselingkuhan anaknya. Namun, dia kerap mendapati anak dan menantunya adu mukut beberapa minggu terakhir. "Saat tahu bahwa anak saya tewas, pasti bukan bunuh diri," tukas Slamet.
(HDR/JPC)
0 Response to "Punya WIL, Warga Kedurus Tewas di Tangan Istri"
Posting Komentar