Pembuatan Desa Wisata Gunungkidul Terkendala Anggaran

Selain untuk bisa menambah pemasukan masyarakat setempat, juga sekaligus untuk menjaga kelestarian rumah adat Joglo.

Kepala Bidang (Kabid) Kemasyarakatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari, Agung Nugroho mengatakan keinginan warga bisa membuat wisata di kampungnya.

"Baru akan kami lakukan pengusulan dana keistimewaan. Tapi untuk aksesnya agar bisa mendapatkan itu warga belum tahu," katanya, Jumat (30/3).

Terlebih, menurutnya di desanya sudah ada wisata religi yang selama ini dikunjungi oleh warga luar daerah. Berupa sebuah petilasan bernama Mbah Jogonegoro.

Tempat tersebut telah dibangun secara swadaya oleh masyarakat. "Setiap Jumat hampir selalu ada pengunjung," ucapnya.

Mbah jogonegoro sendiri menurut kepercayaan masyarakat setempat, merupakan sosok wali yang menyebarkan ajaran Islam di Desa Ngloro pada masa silam. Ia sempat meninggalkan Jejak di Dusun Kayutowo Gebang, berupa tetes darah, tongkat dan kuluk.

Adanya potensi wisata ini, menurutnya akan lebih baik dimanfaatkan untuk menambah pemasukan perekonomian warganya. Sekaligus melestarikan rumah adat Jawa berupa Joglo yang tersisa sedikitnya 70 unit.

Sebab, menurutnya dalam sebuah desa yang masih ada setidaknya 70 unit Joglo hampir tidak ditemukan di Daerah Istimewa Jogjakarta.

Karena rumah adat yang masih terjaga keasliannya ini banyak peminatnya dan pemiliknya yang orang desa memilih untuk menjual dengan berbagai alasan. "Sangat jarang, dan hampir selalu menurun jumlahnya," katanya.

Alasan pemilik menjualnya pun berbagai macam, seperti terhimpit hutang. Kemudian karena kebutuhan untuk menyekolahkan anak atau biaya lainnya.

(dho/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/03/30/200308/pembuatan-desa-wisata-gunungkidul-terkendala-anggaran

0 Response to "Pembuatan Desa Wisata Gunungkidul Terkendala Anggaran"

Posting Komentar