Tidak dipungkiri, sudah sekitar 9 hari lamanya Nyak Sandang meninggalkan Aceh. Bahkan, relawan ACT Aceh, Maturidi menyatakan Nyak Sandang sudah rindu kampung halamannya.
"Iya sudah rindu beliau (Nyak Sandang), bahkan sesekali menanyakan kabar isteri, anak dan cucu-cucunya," ujar Maturidi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (31/3).
Maturidi menuturkan, walaupun Nyak Sandang merasa bersyukur diberikan kemudahan untuk melihat lagi, tetapi dirinya tetap mengkhawatirkan dan ingin tahu kabar keluarganya di kampung.
"Pihak keluarga di kampung sudah nanya-nanya kapan pulang, kapan pulang. Nyak Sandang sendiri memang rindu tapi beliau menghargai fasilitasi dari Presiden di masa tuanya," jelasnya.
Bahkan, untuk mengobati rasa rindu Nyak Sandang kepada anak dan cucunya, Maturidi rela menelepon dan mengaktifkan loudspeaker agar Nyak Sandang dapat berkomunikasi dengan keluarganya.
"Saya pernah hubungin pakai speaker biar beliau denger, sempet bercanda dengan cucu dan anaknya. Saya dan keluarga sekarang hanya fokus membuatnya tersenyum," terang Maturidi.
Maturidi mengakui saking senangnya Nyak Sandang selama di Jakarta, dirinya menanyakan surga kepada Maturidi. "Pernah diucapkan beliau apa ini surga? Saya bilang ini surga dunia Ayah," pungkasnya.
Sampai saat ini, pihak keluarga belum mengetahui kepastian kepulangan Nyak Sandang dari Rumah Sakit. Namun, Rabu depan akan ada cek kesehatan, diharapkan hasil membaik dan Nyak Sandang segera pulang bertemu keluarganya.
Sebelumnya diberitakan, Nyak Sandang, salah seorang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia. Hal ini berawal dari tahun 1948 saat Presiden Soekarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana.
Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun menjual sepetak tanah dan 10 gram emas bersama orang tuanya. Hartanya yang dihargai Rp 100 pun diserahkan kepada negara.
Presiden Soekarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
(rgm/JPC)
0 Response to "Nyak Sandang Pernah Bertanya, "Apakah Ini Surga?""
Posting Komentar