Kasus penembakan Clark menjadi yang paling baru dari serangkaian penembakan yang dilakukan oleh polisi terhadap orang kulit hitam yang memicu protes seluruh masyarakat Amerika Serikat (AS). Hal ini juga memicu debat nasional mengenai keadilan sistem peradilan pidana AS.
Kejadian ini bermula saat Clark dicurigai menguntit melalui jendela di halaman belakang rumah kakek-neneknya pada 18 Maret lalu. Polisi mengatakan, petugas kala itu menembaki Clark sebanyak 20 kali karena dicurigai membawa senjata, nyatanya ia tidak membawa senjata apapun tetapi memegang ponsel.
Pengacara yang mewakili keluarga Clark, Ben Crump dan tim hukumnya mengumumkan hasil otopsi jasad ayah dua anak tersebut hari ini, seperti dilansir Reuters, Jumat (30/3).
Penembakan tersebut telah memicu banyak unjuk rasa di Ibu Kota California. Dalam beberapa kesempatan selama dua minggu terakhir, para pengunjuk rasa berbaris di sepanjang jalan kota dan memblokir jalan bagi para penonton tim basket Sacramento Kings NBA di Golden 1 Center.
Setidaknya 60 pengunjuk rasa berkumpul di luar Kantor Kejaksaan Wilayah Sacramento dengan memegang papan bertuliskan 'Proscute' dan 'Justice for Stephon Clark' pada Kamis, (29/3).
Selain mengundang protes warga, Pendeta Al Sharpton yang merupakkan pemimpin hak-hak sipil veteran saat itu hadir pada kebaktian pemakaman Clark mengatakan, mereka akan membuat Presiden Donald Trump dan seluruh dunia menangani masalah pelanggaran yang dilakukan oleh polisi.
(trz/JPC)
0 Response to "Clark, Korban Salah Tembak Terbaru Polisi AS"
Posting Komentar