Tubuhnya tidak sekuat anak pada umumnya lantaran mengidap sakit Duchne Muscular Distropy (DMD). Akibatnya, kekuatan otot mahasiswa kelahiran 18 Mei 1997 tersebut tidaklah maksimal. Kendati dalam kondisi serba kekurangan dari segi fisik, tidak menyurutkan niatnya untuk terus berprestasi.
Buktinya, dia berhasil terpilih menerima penghargaan desain terbaik pada kompetisi Electric Car Design Contest yang diselenggarakan Muscle Car Indonesia (MCI) 2018 bersama dengan 4 finalis lainnya.
Fahmi selalu didukung oleh ibunya dalam setiap berkegiatan (dok. Humas UGM Yogyakarta)
Hal itu merupakan buah dari ketekunan dan kerja kersanya selama ini dalam mengembangkan sketsa desain mobil selama sebulan terakhir. Dalam kontes bertema mobil roadster yang merupakan mobil atap terbuka tersebut, Fahmi merancang konsep desain mobil listrik yang dinamis dan elegan.
"Konsep desain mobil listrik saya adalah dynamic dan elegant dimana bentuk mobil dinamis memaksimalkan aliran angin untuk meningkatkan pengendalian namun tetap memiliki desain yang simple," katanya, di UGM.
Fahmi menceritakan sketsa desain mobil ini diselesaikan dalam waktu kurang dari sebulan sebelum batas waktu terakhir pengumpulan. Setelah sketsa terselesaikan, dia mulai mengembangkannya dalam model tiga dimensi (3D). "Setiap hari saya lembur dari pagi sampai malam untuk mengerjakan ini," katanya, Jumat (16/3).
Dalam pengerjaan projek ini dia menggunakan software Adobe Illustrator, Autodesk Alias, Solidworks dan Keyshot. Sketsa yang sudah dibuat diproyeksikan ke blue print dengan tampilan depan, samping dan atas sebagai panduan untuk membuat model 3D.
Keberhasilan Fahmi tidak luput dari dukungan keluarga. Sang ibu pun selalu mendampingi Fahmi dalam setiap aktivitasnya, termasuk saat mengikuti kompetisi kemarin.
Prestasi yang diraih Fahmi saat ini bukanlah diperoleh secara tiba-tiba. Sejak bangku SMP dia aktif mengikuti berbagai lomba dan berhasil mendapatkan juara tiga di gelaran Indonesia ICT Award 2010.
Selanjutnya meraih medali perak di Olimpiade Sains Nasional (OSN) Difabel 2015 dan telah memiliki buku tentang desain mobil 3D.
Sempat mengalami keterpurukan akibat penyakit yang menjadikannya sulit beraktivitas, Fahmi terus berusaha bersyukur dengan kondisinya saat ini. Keterbatasan nyatanya tidak menghambat dan membatasi dirinya untuk terus berkreasi dan berprestasi.
"Jangan takut dengan keterbatasan, jangan takut berkarya dan lakukan yang bisa dilakukan," pungkasnya.
(dho/JPC)
0 Response to "Di Tengah Keterbatasan Namun Prestasinya Jempolan"
Posting Komentar