Karnaval Seni Budaya dan Pawai Ogoh-Ogoh Hipnotis Warga Kota Lumpia

Festival seni dan budaya serta pawai ogoh-ogoh ini sedianya dibuka di titik nol kilometer Kota Semarang. Namun karena alasan cuaca dan jalan yang tergenang, pembukaan pun digeser ke halaman Balai Kota Semarang.

Meski demikian, pawai yang sekiranya mengambil rute dari titik nol kilometer, melintasi Jalan Pemuda dan berakhir di halaman Balai Kota Semarang ini tetap dilaksanakan. Dimana tiap-tiap sisi jalan selalu penuh dengan warga maupun wisatawan yang sengaja mencari spot terbaik untuk mengambil gambar ataupun sekedar ber-swafoto.

Berbagai komunitas mengikuti karnaval seni dan budaya (Tunggul Kumoro/JawaPos.com)

Arak-arakan sendiri tak hanya diikuti oleh mereka yang berlatar belakang agama Hindu. Sebagaimana koordinator acara, I Kade Winaya Alun dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan bahwa inti kegiatan ini merupakan festival budaya dan bukan keagamaan.

"Tujuan dari acara ini adalah satu, menggairahkan kreativitas seni budaya di lintas agama. Dan yang paling penting adalah merajut kebersamaan dalam kebhinekaan," ujarnya saat ditemui di Halaman Balai Kota Semarang, Minggu (25/3).

Winaya kembali menegaskan, bahwa pokok dari acara ini adalah bagaimana meneguhkan Kota Semarang sebagai tempat yang kondusif dan aman bagi seluruh komponen masyarakat dari bermacam latar belakang budaya dan agama. 

"Karena mereka yang ikut di sini tak cuma yang beragama Hindu, hanya karena ogoh-ogoh adalah khas mereka. Tetapi juga ada Muslim, Budha, Kristen, Katholik, Khonghucu dan Penganut aliran kepercayaan yang diwakili MLKI (Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME). Semua adalah milik Indonesia," sambungnya.

Perlu diketahui, Pemerintah Kota Semarang setiap tahunnya memang kerap menggelar acara karnaval seni budaya dan pawai ogoh-ogoh berdekatan dengan Hari Besar Agama Hindu, yakni Nyepi yang jatuh pada Sabtu (17/3) lalu.

Sementara, dalam sambutannya Wali Kota Hendrar Prihadi menuturkan perbedaan pawai ogoh-ogoh yang dimiliki kotanya dan di Pulau Bali sana. "Bedanya di Bali dirayakan sebelum Nyepi dan dimusnahkan sebagai simbol angkaramurka. Di sini, adalah jaminan seluruh umat beragama yang ada untuk menjalankan ibadahnya," jelasnya.

Ia pun mengapresiasi para partisipan festival ini yang katanya terdiri tak kurang dari 24 komunitas kesenian lintas budaya dan agama. "Bahkan teman-teman dari Bali juga ada yang datang ke sini," ucap Hendi, sapaan akrab sang wali kota.

Meski begitu, ia tak menampik bahwa acara kali ini juga ditujukan untuk menarik para wisatawan. Menurutnya, sektor pariwisata Kota Lumpia yang sekarang sedang berada dalam masa menuju keemasan. 

Dibeberkannya, berdasarkan data, jumlah wisatawan domestik tahun 2016 telah mencapai empat juta dimana tahun 2011 hanya 2,5 juta saja per tahunnya. "Semoga tahun ini jumlah wisatawan asing juga bertambah," imbuhnya lagi.

Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan Kota Semarang akan menjadi tuan rumah untuk berbagai gelaran acara besar. Seperti pada Mei nanti ada Semarang Night Festival dan lalu pada Juli menjadi tuan rumah gelaran mototcross internasioanl, MXGP.

Setelah rangkaian pertunjukan seni budaya berupa musik dan tari-tarian, karnaval serta pawai ogoh-ogoh pun ditutup dengan pagelaran drama sendratari Rahwana Galau, di bawakan oleh sanggar tari Saraswati.

(gul/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/03/25/198913/karnaval-seni-budaya-dan-pawai-ogoh-ogoh-hipnotis-warga-kota-lumpia

0 Response to "Karnaval Seni Budaya dan Pawai Ogoh-Ogoh Hipnotis Warga Kota Lumpia"

Posting Komentar