Markasnya di Kanada, Bank Pelat Merah dan Swasta Rugi Miliaran

"Modusnya sudah lama. Paling heboh Januari 2010 kejadian di Bali," ujarnya saat dihubungi JawaPos.com, Sabtu (17/3).

Salah satu alat yang digunakan para pelaku untuk menyedot duit nasabah (Miftahul Hayat/JawaPos)

Adapun pada 2009 terjadi di Bulan Oktober dimana tujuh orang ditangkap Polda Metro Jaya. Sasaran mereka adalah ATM bank swasta terbesar di kawasan Jakarta Barat.

Komplotan ini beroperasi sejak Agustus 2009, dan memiliki kaitan dengan jaringan di Toronto, Kanada. Saat itu kerugian nasabah sebuah bank mencapai Rp 5 miliar.

"2009 kita sudah identifikasi yakin seratus persen pelakunya orang Bulgaria yang berdomisili di Kanada. Itu kita dapatkan dari hasil percakapan antara pelaku yang ada di Indonesia dengan aktor intelektualnya melalui video conference," jelas Ruby.

Sementara pada 2010, modus skimming ditemukan pada Januari. Pembobolan dilakukan di ratusan ATM, yakni Bali 146 lokasi, Jakarta sekitar 14 lokasi dan lima lokasi di daerah lainnya.

Akibat pembobolan ini, Bank Central Asia (BCA) mengalami kerugian sebesar Rp 5,8 miliar.

Dari penelusuran JawaPos.com, kejahatan skimming ini juga terjadi pada September 2017.

Kala itu, Ditreskrimsus Polda Bali berhasil membekuk dua orang warga negara Bulgaria, Boris Georgiev dan Marian Bogidarof Serafinoff. Tersangka mempelajari modus itu di Jerman.

Dari hasil penyelidikan, polisi mengamankan uang tunai sebesar Rp 26 juta. Sedangkan, beberapa rekening Bank di antaranya yang signifikan disinyalir hasil pencurian tersangka, adalah Bank Permata sebesar Rp. 1.504.509.271 dan di dalam rekening CIMB Niaga, sebesar Rp 240 juta dan Rp 90 juta.

Kini, modus pembobolan ATM dengan metode serupa juga ditemukan di sejumlah daerah. Lima pelaku skimming Bank Rakyat Indonesia (BRI) ditangkap oleh Polda Metro Jaya di lima titik berbeda.

Kelima pelaku, yakni tiga orang dari Rumania yaitu Caitanovici Andrean, Raul Kalai, Ionel Robert. Polisi Juga menangkap Ferenc Hugyec asal Budhapest dan Milah Karmilah asal Bandung.

Disinyalir, mereka merupakan jaringan internasional yang sudah beraksi selama bertahun-tahun. Mereka berasal dari Eropa Timur dan datang ke Indonesia dengan visa kunjungan atau turis.

Kelima pelaku itu juga disebut memiliki hubungan dengan pelaku skimming di Bali. Sayangnya, kepolisian belum bisa menyebutkan lebih detail keterkaitan itu, karena masih terus dilakukan pendalaman.

Untuk di Bali sendiri, tiga orang pembobol Anjungan Tunai Mandiri asal Turki, Kimis Dogan (43), Mentes Mehmet Ali (31), dan Koc Tayfun (36) ditangkap Tim Gabungan Operasi Sikat Agung Kepolisian Daerah (Polda) Bali di awal Maret kemarin.

Penangkapan ketiganya berawal dari laporan pihak Bank Mandiri Regional XI Bali Nusa Tenggara yang mendapati rekaman mencurigakan dari cctv di ATM Canggu Mart, Kabupaten Badung, Bali.

Ketika pihak bank memantau langsung ke lokasi, mereka menemukan alat skimming di mesin ATM tersebut.

Polisi, kemudian melakukan penyelidikan dengan cara mengintai pelaku dan melakukan penangkapan selama tiga hari, pada 7 sampai 9 Maret 2018.

Ada pula di Kediri. 33 nasabah melapor ke polisi karena uang tabungannya raib di BRI Unit Ngadiluwih Kabupaten Kediri pada Senin (12/3).

Uang tabungan milik nasabah itu tiba-tiba berkurang dengan variasi antara Rp 500.000, Rp 4 juta, bahkan ada juga yang mencapai Rp 10 juta. Setelah diselidiki, para nasabah tersebut telah menjadi korban skimming.

Pihak Bank BRI sendiri berjanji akan mengganti uang nasabah tersebut. Namun belum dihitung pasti total kerugian yang para nasabah yang uangnya hilang secara mendadak.

(dna/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/03/17/196743/markasnya-di-kanada-bank-pelat-merah-dan-swasta-rugi-miliaran

0 Response to "Markasnya di Kanada, Bank Pelat Merah dan Swasta Rugi Miliaran"

Posting Komentar