Atraksi ogoh-ogoh digelar, Jumat (16/3) berlangsung di Pusat Kota Bandarlampung, yakni tepatnya di Bundaran Tugu Adipura.
Pada perayaan pawai ogoh-ogoh ini, ratusan umat Hindu hadir memenuhi Bundaran Adipura. Selain umat Hindu, atraksi ogoh-ogoh ini juga menyedot perhatian masyarakat dan pengguna jalan untuk menyaksikan.
Salah satunya adalah Ilda, 26. Ilda mengaku menunda pulang kerumah karena ingin melihat atraksi ogoh-ogoh yang hanya berlangsung satu kali dalam setahun.
“Pengen liat aja, kayanya seru,” katanya, Jumat (16/3).
Pada pawai ogoh-ogoh dalam rangka perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940 ini, ada lima ogoh-ogoh yang diikut sertakan. Kehadiran kelima ogoh-ogoh itu membuat suasana semakin ramai.
Menurut Wayan, 46 salah satu Panitia Pawai Ogoh-Ogoh, ritual ogoh-ogoh ini untuk umat hindu lebih dikenal dengan Sawur Kesenge yang artinya membersihkan diri.
Dengan cara tersebut, diharapkan umat hindu terhindar dari godaan saat merayakan nyepi. Selain itu harapan lainnya agar perayaan Nyepi berjalan lancar.
"Jadi kalau Bahasa Indonesianya ini tu demitlah. Mereka ini dianggap menggangu umat manusia. Makanya setelah acara ini ogoh-ogoh akan dibakar,” jelasnya.
Wayan menambahkan, tujuan lainnya ritual ini digelar agar saat nyepi umat Hindu sudah bersih dari godaan. “Ya membersihan pikiran, alam sekitar, membersihkan diri dan membersihkan lainnya,” katanya.
Wayan mengatakan, pada hari Nyepinya sendiri, umat Hindu harus melakukan kegiatan mati geni (Matikan api); Mati Karye (tidak bekerja) dan Mati lelunguaan (Tidak bepergian).
"Jadi aktifitasnya hanya dirumah saja. enggak boleh pergi-pergi,” katanya.
Usai nyepi, Wayan mengatakan, umat Hindu pada Hari Minggu (18/3) akan melaksanakan mandi kembang untuk mensucikan diri. “Bersih-bersih diri dengan mandi kembang. Kita sebutnya ngembak geni,” katanya.
(Mhd/JPC)
0 Response to "Sambut Nyepi, PDHI Lampung Gelar Pawai Ogoh-Ogoh"
Posting Komentar