
Petugas itu bertugas menembakan bius untuk mengevakuasi 'Bonita' harimau Sumatera yang diduga melakukan penyerangan terhadap dua warga di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) hingga tewas.
"Kami akan meningkatkan jumlah personel khusus untuk pembiusan agar dapat lebih tersebar di hamparan hutan dan kebun yang panjang jalurnya sampai 40 kilometer," ujar Ketua Tim Penyelamat Harimau Sumatera di Inhil Mulyo Hutomo, Senin (12/3).
Tim gabungan memasang perangkap untuk menangkap harimau Sumatera di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). (Istimewa)
Pasca tewasnya Jumiati, 33 dan Yusri Efendi, 34 akibat terkaman harimau, tim gabungan dari Polres, Pemkab dan warga Dusun Danau melalui RT dan tokoh masyarakat selalu intensif memediasi masyarakat Dusun Danau untuk meredam amarah mereka.
"Harapan kami, warga dapat menghadapi musibah yang sedang kita hadapi bersama ini dengan sabar dan mempercayakan kepada tim untuk menyelesaikan tugasnya menangkap harimau Sumatera yang sedang berjalan," imbau Hutomo.
Meksipun telah jatuh korban sebanyak dua orang. Namun, petugas yang sejak awal Januari diterjunkan ke lokasi menegaskan bahwa, mereka tetap mengutamakan keselamatan warga.
"Tentunya dalam situasi ini sejak awal kami mengutamakan keselamatan warga. Dengan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada warga, khususnya Dusun Danau yg memang jadi salah satu daerah jelajah harimau tersebut," tegasnya.
Selain menambah jumlah personel dan meredam amarah masyarakat, petugas juga meminta kepada PT Tabung Haji Inti Plantation (THIP) untuk membersihkan jalan di sepanjang areal perkebunan sawit mereka yang memang menjadi jalur lintasnya satwa yang dilindungi itu.
"Kami minta PT THIP membersihkan kiri kanan jalan yang menjadi lintasan. Agar dari jauh sudah terlihat bilamana ada binatang yang menampakkan diri. Lalu bersama sama warga memasang ramb-rambu peringatan," tukasnya.
(ica/JPC)
0 Response to "BBKSDA Riau Tambah Petugas untuk Tangani Konflik Harimau-Masyarakat"
Posting Komentar