Dampak Proyek Reklamasi CPI, Perahu-perahu Nelayan Mulai Tenggelam

Hal tersebut diungkapkan Ketua Nelayan Kelurahan Bontorannu, Kecamatan Mariso, kota Makassar, Yusuf saat ditemui di sela-sela proses evakuasi perahu nelayan di kawasan proyek reklamasi pantai CPI, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Rabu, (14/3).

"Tenggelam dari tadi malam, baru kita tahu tadi pagi pas kita cek di tempat biasa kita simpan. Ini dibawa arus karena pendangkalan. Inikan karena akses masuk kita nelayan, lewat di bawah jembatan ini ditutup. Ini yang paling fatal makanya kasian juga kita di sini. Kalau tidak dikasih lewat sini supaya langsung tembus laut, mau lewat mana lagi, sama saja dimatikan pencariannya kita," ungkap Yusuf.

Yusuf menuturkan, curah hujan berkepanjangan sejak Selasa (13/3) kemarin hingga Rabu (14/3) pagi membuat volume air laut di kawasan ini meningkat tinggi. Akses air laut yang tertampung, tak bisa keluar karena dihalang dengan material proyek pembangunan CPI, seperti timbunan pasir, tiang beton jembatan serta jaring penghalang sampah.

"Ini perahu terbentur di beton jembatan proyek, karena kan arus air laut itu mau semua keluar. Akhirnya karena tidak dikendalikan makanya dihantam sama itu beton jembatan, rusak baru langsung tenggelam," tutur Yusuf.

Dalam proses evakuasi itu, puluhan nelayan bergotong royong untuk mengangkut perahu naik ke atas menuju tepian. Dari 8 yang tenggelam, 6 perahu berhasil diangkut. 3 diantaranya rusak parah. Sementara 2 perahu lainnya masih berada di dasar laut.

"Agak setengah mati juga kita kasih naik karena dari tadi pagi kita sama-sama kerja ini. Baru 6 yang kita kasih naik. Masih ada 2 di bawah belum kita kasih naik. Belum lagi perlengkapan perahu, seperti lampu, jaring ada semua di dasar laut belum kita angkat," ucap Yusuf.

Jauh sebelum proyek reklamasi pembangunan CPI ini ada, dijelaskan Yusuf, nelayan yang bermukim di sekitar lokasi Kecamatan Mariso dengan tiga Kelurahan di dalamnya, melakukan aktifitas tangkap ikan meski musim penghujan tiba baik-baik saja. Hasil tangkapan pun terbilang mencukupi, baik untuk dijual maupun keperluan konsumsi sehari-hari.

"Tapi pas ada ini proyek reklamasi 2015 dulu perlahan-lahan pasti tangkapannya kita kurang sekali. Bagaimana mau ada ikan kalau tempatnya ditimbun. Terpaksa kita harus keluar jauh-jauh lagi dan satu-satunya akses untuk ke laut terpaksa lewat di bawah jembatan CPI itu," jelasnya.

Mendampingi nelayan yang menuntut ganti rugi perahu kepada pihak pengembang proyek CPI, Alita Karen dari Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) mengatakan, pihak pengembang siap mengganti rugi seluruh perahu nelayan yang tenggelam. Biaya kerusakan fisik perahu bahkan kelengkapan lainnya pun akan diongkosi oleh pengembang selaku penanggungjawab proyek nasional ini.

"Kita sudah ketemu tadi dengan nelayan-nelayan yang jadi korban. Pengembang mengakui sudah mau ganti rugi untuk semua kerugian yang dialami nelayan. Mereka juga rencana katanya mau keruk lagi material-material yang yang di laut supaya aksesnya nelayan kembali seperti biasa," jelasnya.

Akses masuk ratusan nelayan yang ada di Kecamatan Mariso ini juga sebenarnya terbilang cukup parah. Untuk tembus ke laut, para nelayan mesti melewati kolong jembatan pembangunan proyek CPI. Lokasi itu merupakan satu-satunya akses jalan nelayan, agar bisa pulang kembali ke tempat tinggal mereka selain melakukan aktifitas sehari-hari menangkap ikan.

(rul/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/03/15/196077/dampak-proyek-reklamasi-cpi-perahu-perahu-nelayan-mulai-tenggelam

Related Posts :

0 Response to "Dampak Proyek Reklamasi CPI, Perahu-perahu Nelayan Mulai Tenggelam"

Posting Komentar