Terkait hal itu, pemilih difabel meminta kepada KPU Sulsel menyiapkan penerjemah bahasa isyarat. "Kalau bisa KPU meminta kepada pihak stasiun televisi untuk menyiapkan interpreter, agar memudahkan difabel tuli memahami visi-misi kandidat," kata Direktur Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDik) Sulsel Abdul Rahman di Makassar, Selasa (13/3).
Pria yang akrab disapa Gusdur ini berpendapat, debat kandidat sangat penting bagi masyarakat difabel. Khususnya difabel kategori tuli. "Khusus untuk difabel tuli, mereka membutuhkan penerjemah bahasa isyarat untuk membantu memahami visi misi masing-masing pasangan calon," jelasnya.
Masyarakat difabel harus mendapatkan informasi secara menyeluruh terkait visi misi kandidat kepala daerah. Sebab juga ikut berpartisipasi dalam Pilkada. KPU Sulsel harus berkoordinasi dengan seluruh KPU kabupaten/kota untuk menyediakan interpreter.
"Dalam pengamatan saya, baru KPU provinsi, KPU Kota Makassar dan Kabupaten Takalar yang mulai peka terhadap isu difabel. Mereka telah mengakomodir kebutuhan difabel dalam mengakses acara debat kandidat. Bahkan, KPU provinsi dan Kota Makassar selalu berkoordinasi dengan organisasi difabel dalam menyediakan iklan ramah difabel," paparnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Sulsel Mardiana Rusli menegaskan bahwa salah satu konsentrasi lembaganya adalah soal memberikan aksesibilitas bagi pemilih difabel. "Kalau untuk penerjemah bahasa isyarat, sudah kami minta kepada pihak stasiun televisi yang menyiarkan acara debat kandidat," tutur Ana.
KPU Sulsel juga akan menyiapkan tema khusus soal difabel pada debat kandidat. Hal itu untuk menakar perhatian para calon kepada masyarakat difabel. "Kami tengah persiapkan. Mungkin pada debat yang kali kedua baru kami masukan isu difabel," ulas Ana.
(rul/JPC)
0 Response to "KPU Sulsel Diminta Sediakan Penerjemah Bahasa Isyarat"
Posting Komentar