
Profesional EY Indonesia Iwan Margono mengatakan, era transformasi digital menuntut setiap orang untuk tanggap dalam segala situasi. Begitu pula sebuah organisasi maupun perusahaan dituntut untuk mampu melakukan empat hal jika ingin survive dalam era digital.
"Ada empat bidang utama yang perlu dilakukan oleh organisasi, yaitu berinvestasi dalam membangun kemampuan melalui kemitraan, pelatihan perekrutan; beradaptasi dengan disrupsi dan perubahan strategi bisnis; berkolaborasi dan bekerja sama–bukan bersaing–dengan pelaku disrupsi digital; dan yang terakhir adalah membangun struktur, kebijakan, dan kultur yang kuat untuk mendukung perjalanan transformasi," jelas Iwan dalam sebuah diskusi "Digital and Rapid Transformation" di Jakarta belum lama ini.
Forum tersebut ditujukan untuk berbagi pengalaman dengan industri media dan pelaku bisnis, melalui berbagai studi kasus dan bersama-sama mencari terobosan untuk mencapai suksesnya transformasi digital.
Iwan menerangkan, berdasarkan data yang dikumpulkan EY Indonesia, transformasi digital di Indonesia juga telah berkontribusi terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan rata-rata 5,4 persen per tahun dalam kurun 2011-2017. Pada 2020, diperkirakan Indonesia akan mencapai angka ekonomi digital sebesar USD 130 miliar dengan peningkatan penetrasi internet hingga lebih dari 50 persen. Angka tersebut tentu akan mendorong terjadinya transformasi digital Indonesia.
"Di Indonesia, teknologi digital telah mengubah peta kompetisi bisnis secara signifikan. Seperti yang ditunjukan melalui isu terbaru mengenai perusahaan transportasi berbasis online, disrupsi digital telah mengubah business model perusahaan taksi konvensional sehingga harus mengadopsi strategi digital untuk dapat terus bersaing dalam bisinis transportasi," terang Iwan.
Menurut data dari Hootsuite per Januari 2018, lanjut Iwan, sebanyak 132,7 juta dari 265,5 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet. Lebih lanjut lagi, 130 juta penduduk merupakan pengguna aktif media sosial (47 persen penetrasi) dan 177,9 juta merupakan pegguna perangkat mobile. Perubahan ini telah merambah ke seluruh industri. Jika dibandingkan antarindustri, disrupsi digital yang paling tinggi saat ini ada pada industri media dan hiburan (62 persen), ritel (55 persen), teknologi (54 persen), kesehatan (51 persen), dan telekomunikasi (44 persen).
"Teknologi digital ada dalam agenda para pimpinan, tetapi mereka masih belum memiliki gambaran yang jelas mengenai di mana dan bagaimana untuk memulainya. Survei yang dilakukan di tahun 2015 menyatakan bahwa hanya 26 persen transformasi digital dinyatakan berhasil. Faktor fundamental seperti digital strategy roadmap dan perencanaan infrastruktur juga menjadi aspek penting dalam transformasi digital," pungkas Iwan.
(ryn/JPC)
0 Response to "Mau Sukses Transformasi Digital? Begini Empat Jurusnya"
Posting Komentar