Pentingnya Peran Ayah Guna Cegah Stunting

Pasalnya, tidak hanya masalah gizi buruk, kini stunting juga mulai menghantui anak-anak di Malang Raya. Bahkan, stunting juga berpengaruh buruk pada negara, hingga menimbulkan kerugian sebesar Rp 300 triliun per tahun.

Stunting sendiri merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Atau dalam pengertian lain yakni kondisi saat seorang anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.

Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan, Keluarga dan Lingkungan KPPPA Lenny N Rosalin. (Fisca Tanjung/JawaPos.com)

Menanggapi hal itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) RI pun berupaya menurunkan dan mencegah terjadinya stunting.

Salah satunya dengan melakukan uji coba modul berjudul Pelibatan Ayah dalam Pencegahan Stunting. Salah satunya seperti acara yang digelar di Harris Hotel and Convention Malang, Rabu (7/3).

"Malang kami pilih sebagai lokasi uji coba karena baik pemerintah kota dan kabupatennya berkomitmen untuk menjadi kota/kabupaten layak anak," ujar Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan, Keluarga dan Lingkungan KPPPA Lenny N Rosalin, di sela-sela acara, Rabu (7/3).

Dia mengatakan, pada tahun 2017 lalu, dua daerah ini mendapatkan penghargaan dalam penanganan gizi anak. Namun, sebenarnya masih banyak masalah di lapangan yang harus ditangani.

Uji coba yang bakal digelar pekan ini, lanjut Lenny, melibatkan pekerja profesional Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dari Provinsi Jawa Timur, Jawa tengah, Daerah Istimewa Jogjakarta, Tangerang dan Depok.

"Kami juga melibatkan unsur daerah yakni pusat studi dan akademisi dari Kabupaten Malang, dinas kesehatan, kementerian agama dan kementerian lain yang terkait," paparnya. 

Bekerja sama dengan Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia, uji coba tersebut menitikberatkan pada fungsi relasi orang tua atau ayah dan ibu yang setara dalam memperhatikan asupan gizi anak.

Pasalnya, secara nasional, di Indonesia, satu dari tiga anak mengalami stunting. Indikasinya yakni gangguan pertumbuhan fisik dan kecerdasan akibat kurang gizi sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

"Efek jangka panjangnya, anak stunting mengalami penurunan produktivitas karena kemampuan fisik dan kognitifnya kurang. Akhirnya berpotensi mendapat penghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan anak yang tumbuh optimal," ujar Direktur Inklusi Sosial dan Gender MCA Indonesia Dwi Rahayu Yuliawati Faiz.

Yulia menerangkan, penyebab stunting tidak hanya kurangnya asupan gizi. Pengasuhan anak yang kurang baik serta minimnya layanan informasi bagi ayah dan ibu merupakan faktor penting penyebab stunting.

"Studi yang dilakukan MCA Indonesia menunjukkan peran ayah masih rendah dalam pengasuhan anak di Indonesia. Padahal, keterlibatan ayah sangat berpengaruh pada pertumbuhan, kecerdasan dan perkembangan emosi anak," paparnya. 

Modul yang akan diujicobakan, lanjutnya, mencakup langkah-langkah praktis yang harus dilakukan ayah pada berbagai tahapan. Yakni mulai masa kehamilan ibu, pemberian ASI ekslusif, hingga anak tumbuh besar.

"Gerakan ini diterapkan di seluruh indonesia tanpa terkecuali. Lokasi penyusunan modul di Malang, setelah itu informasi akan disebarluaskan pada semua pihak," tandasnya.

(fis/JPC)

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/read/2018/03/07/194135/pentingnya-peran-ayah-guna-cegah-stunting

Related Posts :

0 Response to "Pentingnya Peran Ayah Guna Cegah Stunting"

Posting Komentar