Posisi M2 tercatat sebesar Rp 5.351,2 triliun pada Februari 2018 atau tumbuh 8,3 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,4 persen (yoy).
"Berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang kuasi yang tumbuh 6,7 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,4 persen (yoy)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman seperti dikutip dari laman resmi BI, Jumat (30/3).
Selain itu, pertumbuhan tahunan surat berharga selain saham juga tercatat mengalami perlambatan. Namun demikian, pertumbuhan tahunan komponen M1 (uang beredar dalam arti sempit) meningkat sejalan dengan uang kartal dan giro yang tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi boleh melambatnya aktiva luar negeri. Aktiva luar negeri bersih pada Februari 2018 tumbuh melambat 13,6 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 17,5 persen (yoy).
"Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan pada Februari 2018 tercatat Rp 4.690,6 triliun atau tumbuh 8,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari 2018 yang tumbuh 7,4 persen (yoy)," jelas dia.
Dia menambahkan, suku bunga kredit dan simpanan berjangka kembali turun. Menurutnya, hal itu mencerminkan masih berlanjutnya suku bunga kebijakan Bank Indonesia.
Pada Februari 2018, rata-rata tertimbang suku bunga kredit perbankan tercatat 11,27 persen atau turun 5 basis poin dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan pada Februari 2018 masing-masing tercatat 5,65 persen, 5,97 persen, 6,40 persen, 6,56 persen, dan 6,73 persen, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,72 persen, 6,03 persen, 6,49 persen, 6,68 persen, dan 6,74 persen.
(hap/JPC)
0 Response to "Uang Beredar di Indonesia Tumbuh Melambat di Februari 2018"
Posting Komentar