Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan tersebut disertai dengan semburan lumpur dengan tinggi 150 meter yang tersebar sejauh 100 meter ke arah timur. Selain itu semburan lumpur juga mengarah ke utara sejauh 50 meter, 200 meter ke arah selatan, 100 meter ke arah barat laut, dan 50 meter ke barat.
"Tidak terdeteksi adanya gas beracun dari letusan tersebut. Gas beracun berupa CO2, H2S dan SO2 tidak terdeteksi," jelasnya.
Sebelum meletus, Kawah Sileri mengeluarkan asap hitam setinggi 90 meter. Ketika meletus diikuti asap putih tebal dengan tekanan kuat setinggi 150 meter.
Beruntungnya, saat kejadian kondisi tengah hujan sehingga wisatawan tidak banyak yang berkunjung. "Tidak ada korban jiwa dari letusan freatik tersebut," tambah Sutopo.
Lebih lanjut dia menerangkan, letusan freaktif adalah jenis letusan gunungapi yang disebabkan adanya tekanan uap air di bagian bawah kawah kemudian mendorong material lumpur, asap dan air yang ada di bagian atasnya.
Letusan freaktik sendiri sulit untuk dideteksi. Dapat terjadi kapan saja, terutama saat musim penghujan dimana adanya massa air yang berada di kawah kemudian terjadi kontak dengan panas di dalam kawah dan selanjutnya terjadi tekanan uap air.
Kawah Sileri, kata Sutopo, pernah meletus freatik pada 2 Juli 2017 pukul 11:54:24 WIB. Kala itu, Kawah Silero melontarkan material lumpur setinggi 150 meter dengan jarak lontaran sejauh 50 meter dari bibir kawah ke arah selatan dan utara.
Material lain yang dikeluarkan pada saat letusan adalah batu dengan diameter 5 - 40 centimeter ke arah selatan dan timur, sedangkan batu berukuran diameter 1 cm - 10 cm dominan kearah utara dan barat. "Saat itu wisatawan banyak berkunjung di sekitar Kawah Sileri karena bersamaan libur lebaran," imbuhnya.
Terkait letusan hari ini, BPBD Banjarnegara bersama Pos Pengamatan Gunungapi Dieng PVMBG, TNI, Polri, relawan dan pengelola obyek wisata Dieng terus melakukan pemantauan. Hingga Minggu malam pukul 19.00 WIB menunjukkan tidak adanya letusan susulan.
Sementara itu, aktivitas masyarakat berjalan normal. Tidak ada kepanikan dan pengungsian. Obyek wisata di Komplek Gunungapi Dieng tetap dibuka dan beroperasi normal.
"Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati Kawah Sileri pada jarak seratus meter dari bibir kawah," pungkas Sutopo.
(dna/JPC)
0 Response to "Meletus, Kawah Sileri Semburkan Lumpur Ratusan Meter"
Posting Komentar