
Lebih parahnya, Lembaga pemeringkat internasioal Standard and Poor's (S&P) Global Ratings menilai rupiah bisa tersungkur hingga Rp 15 ribu per USD.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai fluktuasi nilai tukar rupiah tidak perlu dikhawatirkan.
Ilustrasu penukaran mata uang asing di sebuah money changer (DOK. ISSAK RAMADHAN/JAWAPOS.COM)
"Janganlah ditakut-takutin. Karena itu akan memicu spekulasi," ujarnya di Jakarta, Rabu (14/3).
Enny menjelaskan, secara fundamental fluktuasi yang dialami oleh rupiah hanya bersifat sementara. Hal itu juga tercermin oleh kondisi cadangan devisa Indonesia yang tercatat cukup baik yakni USD 128,06 miliar.
"Memang potensinya secara fundamental ini persoalan sementara, jadi jangka pendek. Karena ini disebabkan oleh faktor-faktor spekulan atau tekanan psikologis. Karena secara fundamental devisa kita cukup," jelas dia.
Disamping itu, terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga disebabkan oleh defisitnya neraca perdagangan Indonesia.
"Walaupun kita mengalami defisit perdagangan dan ke depan rasanya akan defisit (lagi). Tetapi ini yang namanya spekulan kekuatannya besar. Maksud saya jangan memicu tindakan spekulasi. Seperti saya katakan ini akan banyak tekanan karena neraca perdagangan defisit," pungkasnya. (Hap/Hana)
(hap/JPC)
0 Response to "Rupiah Diprediksi Terus Terpuruk, Ekonom Indef: Jangan Bikin Takut!"
Posting Komentar