
SYL yang merupakan kader Golkar senior sekaligus Gubernur Sulawesi Selatan mengaku kecewa dengan pernyataan ketua umumnya itu.
"Dengan Golkar tidak mengusung cawapres, Golkar sebagai partai besar seakan kehilangan roh. Sebagai infrastruktur politik terbesar yang memiliki jaringan sampai ke desa, momentum Pilpres harusnya menjadi bagian dari pembelajaran politik bagi parpol," ujar Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Rabu (21/3).
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto saat bersama Presiden Joko Widodo. (istimewa/jawapos.com)
SYL yang dijuluki Soekarno Zaman Now oleh Menteri Pertanian Amran itu juga mengatakan, dirinya tidak dalam kapasitas mencampuri urusan internal kepengurusan Partai Golkar. Namun, sebagai orang lama di Partai berlambang beringin itu, Syahrul mengaku prihatin.
“Saya sebagai orang yang hampir 40 tahun bersama Golkar, sedih jika Golkar bermental seperti partai baru dan kecil. Jangan rendah diri," tandas dia.
SYL mengaku terkejut saat Airlangga mengumumkan Golkar tidak akan menyorongkan bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi di 2019. Golkar akan mendukung apa pun keputusan Jokowi.
"Golkar harus menunjukkan identitas sebagai partai besar. Harus ditegaskan, kader Golkar amat pantas diajukan sebagai calon wakil presiden," tutur dia.
Lebih lanjut SYL mengingatkan, Golkar dalam tiga pemilu terakhir tidak pernah keluar dari daftar lima besar pemilu. Bahkan, kata dia, kini kader Golkar memimpin DPR dan juga mempunyai mesin politik yang teruji dan tersebar sampai ke tingkat RT.
"Amat wajar, dengan dukungan Golkar pada Jokowi, kader Golkar dipilih sebagai calon wakil presiden," pungkasnya.
(dms/jpg/aim/JPC)
0 Response to "Tak Usung Cawapres di 2019, SYL: Sedih Mental Golkar Kaya Partai Baru"
Posting Komentar