Direktur Jenderal Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Ali Djohar menjelaskan, modus yang seringkali terdeteksi yaitu dengan membuat anak-anak candu terlebih dahulu.
Ketika sudah candu, anak tersebut pun dimanfaatkan menjadi kurir narkoba.
"Diberikan secara gratis, lalu anak candu. Dari situ direkrut jadi pengantar. Ketika anak-anak tak punya uang saat ingin mengonsumsi, anak-anak ditawari kalau mau antar ke sana kamu dapat gratis," terang Ali di Jakarta, Selasa (6/3).
Bahkan, Ali mengungkapkan bandar narkoba selalu memakai beragam modus setiap harinya.
Maka, tidak heran puluhan narkoba jenis baru ditemukan di tahun 2017.
"Kami menemukan 68 jenis baru di tahun 2017, dan awal Maret ini kami temukan 3 jenis lagi. Setiap bulan diperkirakan akan terus tercipta narkotika jenis baru," terang Ali.
Berbeda dengan BNN, Komisioner Bidang Kesehatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
Sitti Hikmawatty menangani laporan yang modusnya menyasar pada anak yang berprestasi.
"Sasarannnya itu anak yang dianggap memiliki prestasi yang baik. Ada anak yang diajak belajar bersama, lalu disuguhi air putih dan ditambahkan sesuatu (mengandung narkoba). Ada rasa aneh, lama kelamaan menjadi candu," jelasnya.
Menurutnya, dengan anak menjadi candu maka anak tersebut akan mencari minuman dengan rasa yang sama.
Bahkan rela membeli, ketika tidak memiliki uang anak tersebut harus menjual barang-barang.
"Si anak sudah menjual banyak barang, karena dikasitau temannya air ada sesuatu. Ketika tidak punya uang, dijual tv, disinilah orangtua baru sadar," terang Sitti.
Maka, Sitti mengimbau agar orang tua dapat lebih perduli dengan anaknya. Terlepas dari kesibukan, orangtua harus mengenal lingkungan anak, aktivitas anak bahkan mendengarkan cerita anak.
(rgm/JPC)
0 Response to "Bandar Narkoba Rekrut Anak-anak Jadi Pengedar, Begini Modusnya"
Posting Komentar