
Selam masa reses itu, para angggota dewan biasanya disibukan agenda di daerah pemilihanya masing-masing, dengan menyapa para konstituennya. Mereka wajib melakukan itu karena tugasnya adalah menjadi pelayan yang membawa aspirasi rakyat.
Namun, dalam sidang perdana kali ini ada pemandangan berbeda dari paripurna biasanya. Karena tiba-tiba di dalam layar besar yang terpajang di bagian paling depan ruang rapat paripurna itu muncul tulisan dengan font besar berwarna hitam, 'Kami Pelayan Rakyat'.
Pemandangan tak seperti biasanya itu muncul saat saat Ketua DPR Bambang Soesatyo mengawali pidato pembukaan masa sidang. Pidatonya ini bahkan ia diberi judul 'Pelayan Rakyat'
"Pidato kali ini pembukaan sidang saya beri judul pelayan rakyat," ujar politisi Golkar yang akrab disapa Bamsoet itu saat mengawali pidatonya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/3).
Kalimat 'Pelayan Rakyat' dari mantan Ketua Komisi III DPR ini pun berbarengan dengan muculnya tulisan besar 'Kami Pelayan Rakyat’.
Bamsoet yang mengenakan stelan jas dan peci hitam pun menyapa para anggota dewan yang sudah duduk di ruang rapat terbesar kedua yang ada di Gedung DPR itu.
"Selamat datang kepada seluruh Anggota DPR yang telah selesai melaksanakan kunjungan kerja dan melakukan kegiatan bersama konstituen di daerah pemilihannya masing-masing. Sebagai kader tumpuan partai, para anggota dewan juga dituntut melaksanakan tugas-tugas organisasi, termasuk pemenangan Pilkada di Dapilnya masing-masing," katanya mengawali pidato.
Membuka masa sidang ini, Bamsoet pun memberikan beberapa pantun sebagai ucapan selamat datang kepada para koleganya di DPR ini.
Dari empat penjuru angin
Ke Jakarta aku kembali
Merebut peluang siapa tak ingin
Majukan negeri keinginan hati
Merangkul rakyat seluruh dapil
Habis energi tidak percuma
Beta pendekar seribu akal
Demi bangsa mengukir nama
Sidang kutunggu rapat kunanti
Kantong menipis semangat membara
Siapkan materi sepenuh hati
Langkahku pasti tiada tara.
Tiga bait pantun itu pun langsung memancing reaksi tepuk tangan bari para anggota dewan. Bamsoet pun hanya tersenyum membalas tepuk tangan dari para kolegannya.
Bamsoet dalam pidatonya mengungkapkan, selama melakukan kunjungan kerja di dapil, tentu banyak aspirasi yang ditemukan di tengah masyarakat, mulai dari yang ringan sampai masalah yang berat.
Dia percaya, seberat apapun tantangan yang ada, para anggota dewan semua mampu merangkul rakyat, menyerap aspirasi rakyat.
"Sehingga mewujudkan mimpi kita bersama untuk memajukan Indonesia dan menciptakan sebuah negeri yang membanggakan kita semua," ungkapnya.
Dalam pidatonya, Bamsoet menyinggung banyak hal, seperti mengecam keras peristiwa penganiayaan kepada ulama, kiai, dan guru agama yang diduga dilakukan orang gila sehingga mengakibatkan kematian dan luka parah.
"Demikian pula kasus penyerangan kepada Pastur serta beberapa Jamaah yang terjadi di Greja Santa Lidwina di Sleman Yogyakarta dan berbagai penyerangan lain yang terjadi terhadap para ulama kita di berbagai pelosok tanah air," katanya.
Bamsoet juga mendesak aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan menemukan aktor dibalik peristiwa tersebut, agar tidak menimbulkan rasa cemas dan ketakutan sehingga mengganggu ketentraman masyarakat.
Selanjutnya, DPR juga mengapresiasi keberhasilan Tim Gabungan Kepolisian, BNN, TNI dan Bea Cukai yang menggagalkan upaya penyelundupan 1 ton plus 1,6 ton narkoba, serta 3 ton jenis sabu di Perairan Kepulauan Riau.
DPR meminta aparat kepolisian supaya penindakan tidak berhenti kepada para awak kapal, melainkan perlu diusut tuntas sampai ke bandar besarnya. Supaya membuat efek jera bagi para sindikat bandar narkoba yang masuk ke Indonesia.
"Kita tidak boleh membiarkan negara ini menjadi surga bagi masuknya narkoba dari Negara-negara asing. Jika perlu, segera tenggelamkan kapalnya dan hukum mati pelakunya," ungkapnya.
Kemudian terkait UU MD3, Alhamdulillah publik semakin dewasa dalam menyikapi ketidaksetujuannya terhadap suatu UU yang telah diputuskan bersama antara pemerintah dan DPR selaku pembuat UU, yakni melalui uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kami yakin, MK dapat memutuskan yang terbaik bagi rakyat. Apapun keputusannya, DPR akan menerimanya dengan lapang dada. Karena sejatinya DPR adalah pelayan rakyat," tuturnya.
Pada pidato penutupannya ungkap Bamsoet, semua berharap agar aspirasi dan masalah yang ditemukan di daerah, dapat ditindaklanjuti dalam rapat-rapat dewan. Sehingga pada waktu kita turun kembali ke dapil masing-masing, dengan bangga kita akan mengatakan bahwa aspirasi saudara-saudara sudah diperjuangkan.
"Selanjutnya, dengan senyum manis masyarakat menyambut kedatangan kita, seraya mengatakan, memang pantas anggota dewan yang mewakilinya, untuk dipilih kembali pada Pemilu mendatang," ungkapnya.
Pada penutupan pidatonya itu, Bamsoet kembali melemparkan dua pantun.
Main bola cari keringat
Kiper berjaga bola tak lewat
Kita ini pilihan masyarakat
Mari bekerja melayani rakyat
Dokter jaga siap di meja
Merawat yang miskin ataupun kaya
Melaksanakan MD3 dengan atau tanpa revisi MK
Kalau kita giat bekerja
Rakyat sayang dan makin percaya.
Namun sayangnya pidato Bamsoet yang banyak pantunnya, tidak diikuti dengan banyaknya anggota dewan yan hadir. Karena dari 560 anggota yang hadir hanya 224. Bangku-bangku di ruang sidang pun banyak yang kosong, karena tercatat ada 336 anggota dewan tidak hadir.
Berikut ini daftar kehadiran anggota dewan dalam paripurna pembukaan masa sidang DPR hari ini:
Fraksi PDIP: 50 dari 109 anggota
Fraksi Partai Golkar: 40 dari 91 anggota
Faksi Partai Gerindra: 35 dari 73 anggota
Fraksi Demokrat: 25 dari 61 anggota
Fraksi PAN: 12 dari 48 anggota
Fraksi PKB: 15 dari 47 anggota
Fraksi PKS: 15 dari 40 anggota
Fraksi PPP: 12 dari 39 anggota
Fraksi NasDem: 11 dari 36 anggota
Fraksi Hanura: 9 dari 16 anggota
Total yang hadir: 224 dari 560 anggota
Izin: 71 anggota.
(gwn/JPC)
0 Response to "DPR Pelayan Rakyat, 336 Anggota Dewan Mangkir di Rapat Paripurna"
Posting Komentar