Spekulasi tersebut sontak disanggah oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah. Fahri menuturkan, tidak mungkin Prabowo menggunakan pidatonya itu sebagai momentum mencari popularitas saja.
“Pak Prabowo itu sudah terlalu populer. Jadi, dia tidak lagi butuhkan itu. Kita melihat substansinya saja. Karena saat melawan Jokowi itu Pak Prabowo pernah mengantongi suara sah 47 persen pemilu itu yang memilih. Belum lagi yang mengetahui. Jadi, dia tidak perlu popularitas,” kata Fahri di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (2/4).
Meski begitu, Fahri menuturkan, dirinya juga tidak memandang sepenuhnya memandang ucapan Prabowo itu benar. Sebaliknya, dia menduga pernyataan itu pun memiliki maksud tersendiri.
“Tapi kalau saya ditanya tentang elite itu menurut saya sebagai bangsa kita mengalami pendangkalan kemampuan menarasikan situasi. (Pernyataan) Itu dangkal dan termasuk sikap kita dangkal. Makanya di antara mungkin yang dimaksudkan pak Prabowo itu kita gampang ikut-ikutan,” ungkapnya.
Menurut Fahri, saat ini bangsa Indonesia pun cenderung tidak memiliki sikap dalam bernegara. Ia menuturkan, sudah tidak bisa lagi mengajukan fikiran alternatif di dunia.
“Kita gampang menerima itu ikut-ikutan saja yang tidak bisa menciptakan poros baru di dunia ini yang keluar dari tradisi negara-negara kuat. Tradisi Indonesia itu selalu menjadi poros-poros baru," tuturnya.
“Makanya waktu kita menjelang kemerdekaan itu kita punya pandangan yang berbeda. Zaman Pak Harto juga waktu dia memimpin, nonblok,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba-tiba mengutarakan kekesalannya kepada elite politik Indonesia. Menurutnya, saat ini elite dinilainya 'goblok' lantaran telah rakus akan kekuasaan, bermental maling dan tidak memikirkan lagi masyarakat Indonesia.
(aim/JPC)
0 Response to "Fahri Hamzah: Pak Prabowo Tak Butuh Dongkrak Popularitas Lagi"
Posting Komentar