
Menurut Gus Machin sapaan akrab KH Machin Chudlori yang juga kakak kandung dari Ketua DPW PKB Jateng, KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, selama ini para guru ngaji itu kurang mendapat perhatian pemerintah.
Hal ini, menurutnya dikarenakan mereka bukan guru yang mengajar di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) sehingga tidak terdaftar di Depag (Departemen Agama). "Saya mengelola guru ngaji sekitar 700-an, cukup banyak mereka ini mengajar dari rumah ke rumah hingga pelosok," kata Gus Machin.
Meski keberadaannya sangat penting, namun kesejahteraan mereka, menurutnya belum tersentuh kepedulian pemerintah. Untuk operasional dan pembelian fasilitas pengajaran harus merogoh kantong sendiri.
"Mengajarnya ada yang di ruang tamu atau tempat seadanya. Terkadang mereka harus beli Alquran sendiri, mereka sangat kurang perhatian," ujarnya lagi.
Mendengar curhatan tersebut, Ganjar mempunyai gagasan untuk melakukan pendataan terhadap guru ngaji seperti yang dimaksudkan oleh Gus Machin. Setelahnya, akan dibuatkan kelompok atau lembaga untuk menaungi mereka.
"Bila nanti telah terbentuk lembaganya maka akan dibuatkan suatu regulasi untuk membantu sekaligus memberikan berbagai bekal pelatihan kepada mereka. Bantuan tidak hanya dari pemerintah, kami nanti bisa hubungkan kepada perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan CSR (Corporate Social Responsibility)," kata Ganjar.
Mendengar jawaban tersebut, Gus Machin pun lantas mengapresiasi rencana dari pasangan Taj Yasin itu. Menurutnya, gagasan-gagasan macam itulah yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin.
Sebelum pamit, Ganjar menyempatkan diri untuk salat magrib berjamaah di rumah Gus Machin.
(gul/JPC)
0 Response to "Bertemu Kakak Gus Yusuf, Ganjar Bahas Kesejahteraan Guru Ngaji"
Posting Komentar