
Terutama bagaimana terus mendorong seluruh elemen masyarakat, dalam melahirkan para pemimpin berintegritas. Wajar, ketika pasca OTT, terjadi perubahan peta kekuatan terhadap dukungan terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT.
Hal tersebut diungkapkan Aktivis dan Tokoh NTT, Falentinus Soa.
"Masyarakat pastinya lebih kritis lagi dalam mengevaluasi calon pemimpinnya," ujar dia kepada awak media, Selasa (6/3).
Falentinus menjelaskan, popularitas dan kemampuan ekonomi tak lagi dijadikan sandaran bagi para pemilih.
Masyarakat NTT kini memiliki perspektif substansial lain, yakni mengenai karakter dan kepribadian, integritas, serta moralitasnya.
"Mereka tentunya melihat track record sang calon pemimpin. Jadi perubahan sikap hal yang lumrah," jelas dia.
Terkait OTT terhadap cagub NTT, Marianus Sae (MS) Februari lalu, Falentinus mengatakan bahwa sosok MS yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Ngada, NTT, memang popular bagi masyarakat Kabupaten Ngada.
“Tapi kita sadar, kita, masyarakat Ngada pada khususnya, dan masyarakat NTT pada umumnya, harus realistis," jelas dia.
Sementara, lanjut Falentinus, jika harus memilih calon bukan yang berasal dari daerah asalnya, sepertinya sulit karena yang bersangkutan dinilai akan mengalami banyak hambatan.
Sebab harus terlebih dahulu belajar wilayah tersebut untuk bisa memahami persoalan-persoalan yang ada.
“Jadi sudahlah, saya juga mengimbau saudara-saudara saya dari Ngada maupun Nagekeo, dukung kandidat yang bisa mewakili kepentingan kita. Saya pikir figur dari Flores lebih pas mewakili kami. Dan menurut saya, kombinasi orang Flores dan Timor sangat pas untuk memimpin NTT ke depan,” pungkasnya
(mam/JPC)
0 Response to "Kombinasi Flores-Timor Cocok Pimpin NTT"
Posting Komentar