Selain menyuarakan tuntutannya, puluhan mahasiswa dari berbagai universitas ini melakukan aksi dorong motor hingga ratusan meter ke SPBU Manahan. Mahasiswa yang berdemo juga membeli BBM dengan uang Rp 200 sesuai dengan kenaikan harga BBM jenis pertalite.
Koordinator Aksi Muhammad Nur menyampaikan bahwa, kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM turut berdampak pada perekonomian. Terlebih, di tahun ini sudah dua kali pemerintah menaikkan harga BBM.
"Kami menolak kenaikan harga BBM ini, pemerintah menaikkan harga tanpa menyosialisasikan kepada masyarakat," tegasnya kepada JawaPos.com disela-sela aksi, Kamis (29/3).
Puluhan mahasiswa melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM, Kamis (29/3). (Ari Purnomo/JawaPos.com)
Lebih lanjut Nur mengatakan, bahwa pemerintah seharusnya tidak perlu menaikkan harga BBM. Meskipun dengan alasan terjadinya kenaikan harga minyak dunia. Mengingat, selama ini pemerintah juga tidak menurunkan harga BBM saat harga minyak mulai turun.
"Kalau harga minyak dunia naik, harga BBM ikut naik. Tetapi kenapa saat harga minyak dunia turun, kenapa harga BBM tidak ikut turun," kata Nur.
Untuk itu, dirinya bersama puluhan mahasiswa dari berbagai universitas se Soloraya melakukan aksi menolak kenaikan tersebut. Aksi penolakan ini dilakukan dengan mendorong kendaraan hingga ratusan meter.
Para mahasiswa mendorong motor dari depan Stadion Manahan sampai dengan SPBU manahan. Tidak berhenti di situ, mahasiswa juga melakukan aksi membeli BBM dengan uang Rp 200. Aksi pembelian BBM ini sempat mendapat penolakan dari petugas SPBU.
Hal ini karena, operator akan kesulitan melayani pembelian tersebut. Sehingga, jika nantinya BBM yang diisikan lebih dari Rp 200 operator menjadi pihak yang harus menanggung kerugian tersebut.
Dan aksi ini sempat memanas karena ada adu mulut antara mahasiswa dengan pengelola. Aksi baru bisa diredam oleh petugas kepolisian yang sudah bersiaga di area SPBU.
(apl/JPC)
0 Response to "Tolak Kenaikan BBM, Puluhan Mahasiswa Dorong Motor Ratusan Meter"
Posting Komentar